Ngaji Aswaja: Aliran Juhala Dhalala



Aliran juhala dhalala : sesat. Pimpinan tidak memiliki pnegetahuan tentang ilmu syar’i dan tidak melakukan shalat, puasa. Terutama shalat, tapi akhlaknya bagus, batinnya lembut. Sebagian dari penganut aliran ini ada yang berkata : “turun dan berpindahnya arwah tidak kembali ke langit tapi di sekitaran bumi. Berpindah dari jasad satu ke jasad lain, karena mereka berprasangka bahwa sesungguhnya di siksanya seseorang dan nikmat seseorang ke dalam neraka/surga itu karna hitungan bersih dan kotornya seseorang. Hati kotor di siksa, hati bersih tidak di siksa.
Ciri-ciri batin yang halus adalah yang bisa dekat dengan Allah SWT, mereka tau sifat-sifat Allah. Di antaranya Syakur, yaitu menerima keadaan yang ada. Di siksanya seseorang karena hatinya kotor seperti sifat-sifat Allah yang hanya berlaku pada makhluknya supaya memiliki sifat ketuhanan.
Menurut imam Syihab Al-Khafafi, sesungguhnya orang-orang seperti ini telah kufur dan kafir oleh ahli syar’i. Pendapat yang berpaling dari Allah dan Rasulnya. Sifat bathin dan syar’inya tidak. Tokoh pertama : Aljili ( manusia yang suci ketika arwahnya bisa manunggal ). Tajalli ( menyatu dengan tuhan )
Manunggaling gusti adalah kesalahan dalam bertasawuf. Allah itu wujud Muthlaq, bukan wujud maujud. Dalam Al-qur’an, “janganlah kalian bertanya mengenai ruh, karena ruh sebagian dariku”. Manusia itu memiliki hubungan dengan wujud yang muthlak, adapun wujud
Seseorang yang ma’rifat kepada Allah, lupa akan segala urusan duniawi yang ada di pikirannya hanyalah Allah SWT. Barangsiapa yang ingin berma’rifat dengan tuhannya, maka berma’rifatlah denganmu. Jika keakuannya masih tinggi, maka manusia itu sulit untuk mencapai ma’rifatnya.


Catatan ini diambil dari Resume ngaji kitab ASWAJA Ar-Risalah karya K.H. Hasyim Asy'ary pada tanggal 05 Mei 2017.
Share on Google Plus

About Ari Agustian

    Blogger Comment
    Facebook Comment